Aku menuliskan ini, kalau-kalau kamu lupa bahwa ada perbincangan-perbincangan ini yang kita lakukan dulu.
Entah berapa puluh atau ratusan
kali kita sudah saling berbagi cerita. Kadang di kafe, di toko buku, di rumahmu, atau di jalan raya. Aku menikmati setiap momennya. Kalau kamu? Menikmatinya juga?
Dan di antara banyaknya momen-momen itu, ada bagian-bagian dimana aku tidak bisa lupa. Mungkin seperti sebuah peristiwa penting dunia yang kemudian dibukukan untuk menjadi sejarah agar tidak ada yang lupa. Bedanya, ini bukan sejarah dunia, dan aku tidak membukukannya. Aku hanya menuliskannya. Sebenarnya tetap bisa disebut sejarah juga, tapi mungkin sejarahku, bukan sejarah penting bagi orang lain, apalagi (mungkin) bagimu. Karena sebenarnya ini hanya mengungkapkan, banyaknya kalimat yang selama ini aku sembunyikan. Ya, kita selalu berbincang. Tapi yang kamu tidak tahu, sering kali aku mengatakan sesuatu, tapi sebenarnya yang ingin kukatakan bukan itu.
Jadi ini, aku mencoba mengingatkanmu dan memberitahumu apa yang dulu sebenarnya ingin kukatakan kepadamu. Semuanya adalah perbincangan kita apa adanya, kecuali yang dicetak miring dan sengaja aku kurung. Itu adalah kalimat yang tidak pernah kusampaikan kepadamu. Alasannya sederhana, kalimat itu memang masih terkurung sampai sekarang, kecuali kamu yang merusak kurungannya dengan membaca tulisan ini. Setelah itu, kalimat itu akan bebas dan terbang seperti burung. Tidak lagi terpenjara dalam kurungan buatan, tapi juga tidak bisa lagi digenggam karena kalimat itu akan langsung terbang begitu kurungnya kamu rusakkan.
Dan di antara banyaknya momen-momen itu, ada bagian-bagian dimana aku tidak bisa lupa. Mungkin seperti sebuah peristiwa penting dunia yang kemudian dibukukan untuk menjadi sejarah agar tidak ada yang lupa. Bedanya, ini bukan sejarah dunia, dan aku tidak membukukannya. Aku hanya menuliskannya. Sebenarnya tetap bisa disebut sejarah juga, tapi mungkin sejarahku, bukan sejarah penting bagi orang lain, apalagi (mungkin) bagimu. Karena sebenarnya ini hanya mengungkapkan, banyaknya kalimat yang selama ini aku sembunyikan. Ya, kita selalu berbincang. Tapi yang kamu tidak tahu, sering kali aku mengatakan sesuatu, tapi sebenarnya yang ingin kukatakan bukan itu.
Jadi ini, aku mencoba mengingatkanmu dan memberitahumu apa yang dulu sebenarnya ingin kukatakan kepadamu. Semuanya adalah perbincangan kita apa adanya, kecuali yang dicetak miring dan sengaja aku kurung. Itu adalah kalimat yang tidak pernah kusampaikan kepadamu. Alasannya sederhana, kalimat itu memang masih terkurung sampai sekarang, kecuali kamu yang merusak kurungannya dengan membaca tulisan ini. Setelah itu, kalimat itu akan bebas dan terbang seperti burung. Tidak lagi terpenjara dalam kurungan buatan, tapi juga tidak bisa lagi digenggam karena kalimat itu akan langsung terbang begitu kurungnya kamu rusakkan.
Ini.
1.“Mungkin kita harus berhenti melakukan ini, bertemu sering kali,” katamu sambil mengaduk jus jambu.(Jangan! Nanti bagaimana kalau aku rindu?)“Iya, mungkin kamu benar,” kataku. Semoga kamu tidak mendengar nafas panjangku.
2.
“Aku bahagia ketika melihat hujan. Bisa berlama-lama
menyeruput teh melati dan mengunyah beberapa roti. Kalau kamu? Apa bahagiamu?” tanyamu.
(Kamu)
“Tidur,” kataku sambil tertawa. Kamu mencubiti lenganku. Aku menenangkan dadaku.4.3.“Senangnya bisa bertemu dan berbincang lagi denganmu,” katamu sambil tersenyum melihatku.(Percaya, aku merasakannya berkali lipat dari itu)“Iya, aku juga,” kataku. Melirik sebentar ke arahmu, lalu kembali membaca menu. Kamu pasti tidak tahu sebanyak apa aku merasakan rindu.
“Aku ingin didoakan oleh seorang laki-laki setiap hari.
Untuk bahagiaku, cintaku, dan mimpiku.”
(Ah, kamu tidak tahu.
Aku sudah melakukannya sejak dulu. Mendoakanmu dulu jauh sebelum doaku)
“Aamiin. Semoga kamu mendapat lelaki seperti itu.”
Kamu tersenyum, aku tersenyum.
5.“Berkali-kali cintaku jatuh di tempat yang salah,” katamu.(Mungkin karena jatuhnya tidak kepadaku)“Kalau begitu, mulai sekarang kamu harus berhati-hati ketika hatimu jatuh,” kataku.
Kamu menatap luar jendela dan menerawang jauh.
6.
“Cantik, kan?” katamu dengan baju baru ketika kita mau pergi
ke toko buku.
(Kamu selalu cantik
sekali di mataku)
“Ah, kamu ini. Sudah, ayo berangkat,” kataku. Kamu mengikuti
langkahku sambil cemberut.
7.‘Kalau terus seperti ini, bisa- bisa salah satu dari kita akan jatuh cinta,” katamu sambil tertawa dan menatapku lekat nyaris tanpa jeda.Aku tidak mengatakan apa-apa ketika itu. Karena aku bergetar. Aku sudah mencintaimu. Lain kali, jangan bercanda seperti itu.
Aku ingin menuliskannya sampai seribu, tapi sebanyak ini saja, aku sudah lelah menenangkan hatiku.
Sudah. Ini saja dulu. Kamu juga mungkin tidak membacanya. Kalau pun membacanya, momen-momen itu, kamu pasti sudah lupa.______
33 komentar:
ka aku belum baca ih ka, tapi kaya'a roman..
mari bacaaa :)
ketika semua memori seperti ini hadir dan membuat kita jadi ga bisa bergerak dan melangkah ke depan, apa iya kita harus tetap bertahan? Bertahan terkadang indah, tapi terkadang juga menyedihkan? Padahal mungkin yg kita pertahankan takkan pernah mempertahankan kita :p enaknya gmana ya?
:p
sedih bangeeeeeeeeeeeet ini bacanya, kayaknya tuh hanya 1 pihak yg bener2 tulus.
aduhhh Mas Ara, yg nomor 2 & 5 itu makjlebbb banget dehh bacanya >___<
kondisinya mendukung banget lagi ini pas baca, gerimis& sepi hadeehhh
bagus mas, teruskan :D
aduh... gemes-gemes-gemes...
rasanya pengen banget cewek itu bisa tahu semua tulisan ini...
ingat suci, ini hanya fiksi.. hehe
keren namara, bacaan ringan namun sangat nikmat...
ahh, tulisan2 di blog ini selalu membuatku tersenyum... laki2 yg mas namara ciptakan terlalu sempurna...
Haha, puitis. Jadi buat para wanita kelepek2 bacanya^^ semangat^^
aaaaaa, so sweeeetttt..pipiku smpe memanas baca ini, ^__^',
aku baru beres baca, ka hehe
Sumpah ya demi apaaaaaa, kalau beneran ada cewe'a dan akhirnya baca ini, ternyuh nyuh nyuhhhh :D :D
ya ampuuun sedih banget sih cinta yang bertepuk sebelah tangan. ayo dong nyatakaaan gemes nih!
hai namarapuccino
nama blogmu mengingatkan aku pada judul chicklit yg populer jaman aku SMA hehe
nah ini au membacanya...jadi tanda kurungnya rusak dunk dan kalimat-kalimat yg ada dalam kurung sudah bebas terbang sekarang....#Ngaco
sesering apakah anda galau? sampai bisa menulis seperti ini dan selalu bikin geregetan -- [ ? ]
saya sependapat dengan Suci... ayo kejar cintamu jika masih terkejar, jika tidak, cukup sudah tepuk sebelah tangannya, the show must go on dan hidup ini tetap bisa indah walau tidak bersamanya....
#emang ini kisah beneran atau hanya imagi sih? :)
satu momen penting bagi kita terkadang adalah satu momen yang sangat biasa bagi sebagian lainnya. :D salam kenal
aku nggak ingat memori tentang kita karna aku,, aku udah nggak punya otak *LOL* 5 dan 2 oke
wess mantaf nih kata2 nya..,,,,
Hi! Tulisannya ngena banget ke gue. Yeah, I just wish it was HIM who made this post, not you. Hehehe.. Salam kenal, btw ;)
kira kira bunyi kalimatnya apa ya yg terkurung itu ?
nyata?
bener deh, berdebar nih!
Saya coba jawab satu per satu.
@Reinta: Seharusnya tidak bertahan. Dalam hal ini, 'aku' sudah melepaskan. Dia hanya mencoba memberi tahu apa yang disembunyikan. Tidak mengharap kembalian.
@Tiesa: Hehehe. waaa mendukung banget itu cuaca membaca tulisan galau ini. :p
@Mine n Me: Yang nulis juga ngegemesin kok. #LaluBloggerHang :D
@Rosa: hehehe. Justru sama sekali tidak. Karena dia terlalu takut dengan apa yang akan dikeluarkan mulutnya. ;'( poor him
@Faizal: Hehehe. semangat
@Fauziyah: Aduuuuh dek Fauziyah ini memang benar-benar pembaca favoritku. Membaca dari a sampai z blog ini.
@Ila: hehehe *membayangkan kalau ada ceweknya nyata*
@Suci: Hahahha di cerita lain, si 'aku' menyatakan dan happy ending. Sayangnya dua cerita ini tidak bersambungan.
@Ninda: Cintappuccino kah? hehehe mirip ya.
@Ririe: hahaha sudah tidak terkurung lagi berarti sekarang.
@Vika: Hahahah. sebenarnya saya malah jarang galau. tapi imajinasi saya berkeliaran ke mana-mana ketika menulis. Dan membayangkan menjadi tokohnya, malah jadi ikut galau seperti tokohnya.
@Alaika: Hehhe nanti aku bilangin ke si 'aku' mbak. Eh atau nanti ada updatean ternyata berani mengatakan? Siapa tahu. :D
@Andaka: Yap. kadang sepahit itu. :D Salam kenal
@Tirta: Waaa mas Tirta selamat datang di namarappuccino
@Eel: hehehe. tengkyu
@putri: wish someday, he post better than this, for you. salam kenal. :)
@mbak Ely: :)
@Nurmayanti: Hehehe di dunia sana, bisa jadi ini nyata.
mau...mau... mau baca yang lainnya :D hehehe.... coba ya suami bisa semromantis ini wekekekek pasti istri2nya pada masak super enak wkwkwkw.... *sedikit tidak berhubungan tidak apa apa ya..hihi
@Fitria: Hihihi Lucky him bisa makan masakan seenak itu terus. Syaratnya 'hanya' harus romantis. :D
Ah, sukaaaaaaa~
Salam kenal, Kakak ^^
1 kata "KEREN"
izin share ke akunq yah mas erick ^^
@Chocolate: Salam kenal Amalia. :) terima kasih sudah ngopi di sini.
@Aii: Tentu saja boleh dek Anggriani. Silakan. :)
tiba-tiba kok nangis ya kakak , pas baca postingan ini., huhu
hm-
sampe ndak kerasa meneteskkan air mata :)
Sayang sekali...Seharusnya dikatakan saja...
Kami para wanita akan sangat bahagia kalau kalian mengungkapkan itu..
Kami bukan Romi Rafael.. yang bisa membaca pikiran dan mengerti kalau kalian juga mencintai kami,, jika tidak kalian utarakan...
*based on my own story #curcol ;p
Nice posting, ;)
Aku suka yang ini, :)
wah nemu yang bagus lagi...keren banget kak :D
suka sekaliiii
Posting Komentar