Remember when I said my first ‘hello’, and you smiled at me
then you said your first ‘hello’ too?
Itu awal kita saling mengenal. Aku sampai memperhatikan
semua detail tentangmu. Tentu saja aku membuatnya agar tidak terlalu kelihatan. Tapi aku memang memperhatikan dan merekam semuanya sebisaku. Rambutmu yang panjang, tinggimu yang sepundakku, matamu
yang cokelat bening, semuanya. Tahukah kamu, itu pertama kali aku berani menyapa seorang
gadis? Bahkan sampai sekarang aku masih tidak percaya kalau aku nekad menyapamu ketika
itu. And, by the way, I never
forget that first ‘hello’.
Remember when we had silly talks about everything all nights
through cellphone?
Kita bercerita tentang makanan dan minuman apa yang kita
suka, film, komik, buku, semuanya. Kita juga menceritakan kebodohan-kebodohan yang
masing-masing pernah lakukan, lalu tertawa bersama. Kamu mengolokku atau aku
yang terbahak dengan keisenganmu. Tanpa sadar, pagi sudah datang dan ternyata
kita belum tidur sama sekali. That was fun.
Kamu terlihat cantik mengenakan terusan kuning itu. Look
shiny. Dan lihat, sekali lagi, aku memperhatikan semua tentangmu. Bagaimana
cara kamu duduk, bagaimana cara kamu memegang cangkir dan mengaduknya,
bagaimana cara kamu selalu ceria, bagaimana kamu selalu berbicara apa adanya
tanpa berusaha bersikap pura-pura. Kamu adalah kamu. Dengan semua
keterusterangan dan kekonyolanmu. Dan aku menyukai itu. Ah, waktu itu aku
benar-benar berharap café itu terlambat tutup, atau bahkan jam 11 malam—jam tutup
café itu--tidak usah datang. I enjoyed every moment of that.
Remember when it was suddenly rain, I hold your hand, and we
run to the next restaurant?
Kita sedikit basah, tapi lalu menertawakannya. Kebodohan
kita adalah kita sudah tahu mendung, tapi di jalan yang cukup jauh dari tempat parkir,
kita lupa membawa payung. Ya. Itu kebodohan. Tapi kita bersenang-senang
kemudian bukan? Karena setelah itu, kita terus tertawa sampai hujan reda. Yeah,
we had fun.
Remember when I bought you some banana cake and strawberry
ice cream, and you looks as happy as you can be?
Sejak itu, aku memutuskan, membuatmu merasa senang adalah hobi baruku. Jadi, aku akan berusaha melihatnya selalu. Aku tidak keberatan terus menemanimu, atau mengantarkanmu apa saja. I adore you.
Remember when one day I said, ‘I love you’? Then it was so
silence so I can hear my breath? But then, you said, ‘Thank you, but im
sorry....’?
I remembered. I remember how it feel.
______
*Tidak berhubungan sama sekali dengan judul novel yang sudah ada.
7 komentar:
Sedang sambil belajar bahasa Inggris. :) Kalau ada salah dalam bahasa-bahasa Inggris itu, mohon ada yang meralatnya ya...
Terima kasih.
"Write what you love, love what you write."
you are great as always bang erik :D terbawa suasana ini pas bacanya haha
kenapa selalu sesuai dgn suasana hatiku ya... keknya berdasarkan pengalamn nih... gak mungkin kalo hanya imejinatif aja.
kak..aku nunggu novelnya :)
Sudah lama gak membalas komen. :) Selagi ada waktu.
@Restu: Hehehe terima kasih. :)
@Arif: :D hmm...
@Aii: Aamiin semoga bisa cepat selesai dek. :) Kayaknya lama. :D Maafkan.
I remember how it feel. What a climax ^_^
banana cake and strawberry ice cream :)
nice one
Posting Komentar