Kebodohanmu yang pertama adalah kamu masih saja bersamanya
ketika dia sudah berulang kali melukaimu. Kamu mau membodohi dirimu sendiri
dengan mengatasnamakan jatuh cinta? Terserah. Aku tetap akan menganggapnya kebodohanmu.
Karena kalau kamu berjuang sendirian itu bukan jatuh cinta. Yang satu (baca:
kamu) bertindak bodoh, yang satu (baca: dia) memanfaatkan kebodohanmu yang
terus bisa memaafkan dia. Yang dia cintai bukan kamu, tapi kebodohanmu yang terus bisa memaafkan kesalahannya yang sama.
Kebodohanmu yang kedua adalah lebih memilih bertahan
daripada melepaskan. Kamu ngeyel menginginkan bahagia tapi tidak juga mau
melepaskan dia yang terus memberi luka. Itu sama saja kamu menggendong tas
sepuluh kilo, merasa berat, menggerutu bahwa ingin pundakmu merasa ringan, tapi
tidak mau meninggalkan tas itu. Mengeluh, tapi tidak mau melakukan apa-apa. Berharap bahagia, tapi menggelayut manja di orang yang selalu memberimu luka.
Kebodohanmu yang keempat adalah meratapi masa lalumu
seolah-olah kebahagiaanmu hanya akan ada di masa lalu, tidak ada di masa sekarang,
atau masa depan. Padahal tempat terjauh yang tidak akan bisa kita datangi
adalah masa lalu. Sementara kamu terus hidup di masa lalu, meratapinya, mengenangnya, orang-orang terus berjalan. Kalau kamu tidak juga segera berjalan dan malah memilih bertahan, kamu akan ketinggalan, menua, dan tidak mendapat apa-apa. Dan pada
saat kamu menyadarinya, kamu baru menyesalinya. Terlambat. Ke mana saja
kesadaranmu sebelumnya? Sekarang kamu mau mengkambinghitamkan siapa?
Kebodohanmu yang kelima adalah terlalu sombong untuk jatuh
cinta lagi. Kamu terlalu pemilih hanya karena tidak mau terluka lagi. Kamu
mengatasnamakan paranoid sebagai berhati-hati. Berhati-hati itu
memperhitungkan, paranoid itu dipukul rata semua adalah keburukan.
Kebodohanmu yang keenam adalah berusaha menjadi orang lain.
Kamu seolah-olah merasa bahagia di situ meski hati kecilmu mengatakan
kebahagiaanmu adalah semu. Semua hanya untuk menutupi luka masa lalumu. Padahal kamu bisa saja tetap menjadi diri sendiri yang berbahagia. Tidak perlu menipu, karena sampai kapanpun, tiga yang tidak akan pernah bisa ditipu olehmu adalah Tuhan, malaikat pengawasmu, dan dirimu sendiri.
Kebodohanmu selanjutnya dan terus selanjutnya adalah ... tidak mau berubah.
16 komentar:
Aku suka bagian kebodohan keempat, Mas Na..
Sering ngalamin soalnya..
Haha..
Dalem, Mas.. Bagus :D
niat untuk berubah ada tapi suka lupa lagi hehehe
kebodohan yang sebenar ialah mengharap orang yang dicintai itu berubah... :p
Yang kelima itu, haduh kesindir ahahaha XD
Setelah sebelumnya kebodohan-kebodohanku,
sekarang ada kebodohan-kebodohanmu.
Dan entah kenapa merasa keduanya pernah merasakannya.
Ingin berubah namun tak kunjung jua bisa berubah
Kebodohanmu yang yang lain adalah kamu selalu jatuh di lubang yang sama...:))
Jleeb..
kebodohan yang keempat dan kelima yang sering ada di dlm diriku sendiri.
jadi kepikiran kenapa abang gak buat novel saja?
kebodohan keempat dan kelima, sepertinya terlalu sering begitu..
ajari move on dong kak *ngarep dikit :)
4-5.
banyak temanku ternyata...
Bener banget, manusia kan bukan batu, ga ada alasan untuk tidak mau berubah...
nice kak erick, akn mencoba memperbaiki kebodohan2 itu, tp butuh proses :)
Bertahan dalam kebodohan dalam rangka mencari rasa aman. Perubahan mengandung resiko..Virusnya adalah ...kalau...Kalau saya keluar dari kebodohan ini apakah saya akan bahagia?..Bagaimana kalau saya berusaha pintar ternyata itu tidak yang saya inginkan...
bagus bangettt notenya :) sumpah ni keren banget. memang bener-bener yang sering di rasakan sama remaja sekarang yah gini. sakit, tapi mempertahankan kesakitan itu, dan purak2 kuat menghadapi semuanya, dan kemudian susah move on dari sat itu,
yaww
aku folow blog kamu ya :) follback ya
http://catatannanachiboleg.blogspot.com/
Suer nyindir abis :D
tapi keren banget..
Sepertinya semua kebodohanku di jabarkan di situ,,tapi keren..:D
Posting Komentar